Fakta Unik Seputar Proklamasi 17 Agustus 1945
Tulisan Ndeso, Fakta Unik Seputar Proklamasi 17 Agustus 1945 - Setiap tahunnya, yaitu pada tanggal 17 Agustus, rakyat Indonesia merayakan Hari Proklamasi Kemerdekaan dengan meriah.
Perayaan ini dilakukan dengan upacara bendera, dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya serta pembacaan Teks Proklamasi, hal tersebut biasanya dilakukan di Instansi Pemerintahan, Sekolah, atau Perkantoran.
Selain perayaan formal diatas, terdapat perayaan yang gak kalah menarik, bahkan terasa ramai dan lebih seru, yaitu dengan adanya berbagai macam perlombaan untuk memperingati Hari Proklamasi ini, baik diberbagai instansi, sekolah, perkantoran, bahkan disekitar tempat tinggal kita.
Tapi, tahukah anda, bahwa ditengah serius dan khidmatnya persiapan Proklamasi 17 Agustus 1945 terdapat fakta keren dan unik didalamnya? Tulisan Ndeso merangkum fakta seputar Proklamasi 17 Agustus 1945 berdasarkan referensi dari berbagai sumber, diantaranya :
Ir. Soekarno sakit saat Kemerdekaan
Pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 08.00 pagi atau 2 jam sebelum pembacaan teks proklamasi, ternyata bung Karno masih tidur di rumahnya di Jl. Pegangsaan Timur No.56, Cikini – Jakarta Pusat, ia terkena gejala Malaria, suhu badannya panas tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama rekan-rekannya menyusun konsep naskah Proklamasi di rumah Laksamana Maeda.
Kemudian jam 09.00 pagi bung Karno mulai bangun dari tidurnya lalu bersiap diri dengan berpakaian rapi dengan pakaian Putih untuk menemui sahabatnya Bung Hatta untuk bersama-sama mempersiapkan Proklamasi.
Tepat pukul 10.00 pagi, keduanya memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah, setelah upacara Proklamasi tersebut, bung Karno kembali ke kamar tidurnya untuk istirahat karena sakit yang dialaminya.
Upacara Proklamasi Kemerdekaan yang Sederhana
Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 ternyata sangatlah sederhana, yaitu tanpa adanya Protokol, tanpa Korps Musik, tanpa Konduktor, dan tanpa Pasukan pengibar bendera.
Bahkan, tiang benderanya pada waktu itu adalah berupa batang bamboo serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara.
Konon katanya, katrol tiang bendera dibuat dari gelas bekas sahur bung Hatta. Namun itulah kenyataan yang terjadi pada sebuah upacara sacral yang dinanti-nanti oleh bangsa Indonesia setelah menunggu lebih 350 tahun lamanya.
Bendera dari Seprei dan Tukang Soto
Bendera pusaka Merah Putih, adalah bendera resmi pertama bagi republik Indonesia. Namun, tahukah anda dari apa bendera itu dibuat? Ternyata warna putihnya diambil dari warna putih seprei tempat tidur dan warna merahnya diambil dari kain tukang soto.
Hal ini terjadi karena saat itu waktu untuk mempersiapkan bendera sudah sangat mepet, sehingga Ibu Fatmawati bergegas mencari kain di lemari dan menemukan warna putih dari kain seprei, sementara warna merah didapat dari kain tenda penjual soto dan ditebus dengan harga 500 sen.
Naskah Proklamasi asli di tempat Sampah
Naskah teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang ditulis tangan oleh bung Karno dan didekte oleh bung Hatta ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh pemerintah Indonesia.
Anehnya, naskah historis tersebut justru disimpan baik oleh wartawan bernama Burhanuddin Mohammad Diah.
Wartawan tersebut ternyata menemukan draft Proklamasi itu dikeranjang sampah depan rumah Laksamana Maeda. Pada tanggal 19 Mei 1992, akhirnya wartawan tersebut menyerahkan draft Proklamasi kepada presiden Soeharto setelah menyimpannya selama lebih dari 46 tahun.
Foto Kemerdekaan disimpan di bawah Pohon
Peristiwa sakral 17 Agustus 1945 dapat didokumentasikan dan disaksikan hingga saat ini berkat jasa Fotografer bernama Frans Mendoer.
Saat itu pemerintah Jepang ingin merampas hasil foto Proklamasi Kemerdekaan dari tangan Frans agar foto tersebut tidak disebarluaskan ke masyarakat Indonesia dan tidak memiliki rekam jejak sejarah.
Namun Frans berbohong kepada tentara Jepang saat diminta negatif film dan bilang tidak memiliki negatif film seperti itu karena sudah diserahkan kepada barisan Pelopor (barisan Pelopor adalah semacam sebuah gerakan perjuangan pada saat penjajahan Jepang di Indonesia). Mendengar jawaban itu, pemerintah Jepang sangat marah.
Padahal, Negatif film tersebut ditanam dibawah sebuah pohon dihalaman kantor harian Asia Raja. Kemudian setelah pemerintah Jepang pergi, negative film tersebut diambil dan dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai saat ini.
Jaman dulu memang masih menggunakan Negatif film, berbeda dengan sekarang yang sudah ada Mirrorles hingga Full Frame Kamera. Selain kamera, lensa juga memiliki peran penting untuk menghasilkan gambar, untuk itu simak Review Berbagai Macam Lensa berikut ini.
Proklamator bukan hanya Soekarno dan Hatta
Tanpa adanya peristiwa Rengasdengklok, tidak akan ada Proklamasi 17 Agustus 1945. Saat penyusunan Proklamasi, yang hadir dan mengikuti rapat tentu bukan hanya Soekarno dan Hatta saja, melainkan ada sahabat keduanya seperti Achmad Subarjo, Sayuti Melik, dan Sukarni.
Namun saat bung Hatta meminta semua yang hadir untuk menandatangani Naskah Proklamasi, hal tersebut ditolak oleh Sukarni, yaitu salahsatu pemuda yang hadir dalam penyusunan Naskah Proklamasi.
Terdapat dua jenis Naskah Proklamasi
Dua Naskas Proklamasi yang dimaksud adalah Naskah Proklamasi KLAD yaitu Naskah Proklamasi yang ditulis tangan oleh Soekarno dan Naskah Proklamasi OTENTIK yang diketik oleh Sayuti Melik.
Ketika Naskah Proklamasi tersebut diketik, terdapat beberapa perubahan sebagai berikut ;
Perintah Pertama dari Presiden
Perintah bung Karno saat pertama kali dipilih menjadi Presiden Republik Indonesia, bukanlah membentuk sebuah Kabinet atau menandatangani sebuah dekret, melainkan untuk memanggil tukang Sate.
Hal itu dilakukan oleh bung Karno saat dalam perjalanan pulang saat terpilih secara Aklamasi sebagai Presiden.
Kebetulan dalam perjalan tersebut bertemu dengan tukang Sate lalu memesan sate ayam lima puluh tusuk. Itulah perintah pertama bung Karno sekaligus pesta pertamanya sebagai pemimpin Republik Indonesia.
Kemerdekaan Saat Ramadhan
Tahukah anda bahwa peristiwa Kemerdekaan Republik Indonesia ini terjadi saat bulan Ramadhan atau bulan Puasa looh. Pada tanggal 17 Agustus 1945 jatuh pada hari Jumat, yaitu merupakan hari ke-9 Ramadhan pada tahun tersebut, atau tanggal 9 Ramadhan 1334 H pada kalender Hijriah. Sudah tahu Doa Niat Puasa Ramadhan belom?
Itulah beberapa fakta seputar Proklamasi 17 Agustus 1945 menurut tulisanndeso.com yang diambil dari berbagi sumber, jika menurutmu masih terdapat benda lain, silahkan ditambahkan di komentar yaa..
Perayaan ini dilakukan dengan upacara bendera, dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya serta pembacaan Teks Proklamasi, hal tersebut biasanya dilakukan di Instansi Pemerintahan, Sekolah, atau Perkantoran.
Selain perayaan formal diatas, terdapat perayaan yang gak kalah menarik, bahkan terasa ramai dan lebih seru, yaitu dengan adanya berbagai macam perlombaan untuk memperingati Hari Proklamasi ini, baik diberbagai instansi, sekolah, perkantoran, bahkan disekitar tempat tinggal kita.
Fakta Unik Proklamasi Kemerdekaan |
Tapi, tahukah anda, bahwa ditengah serius dan khidmatnya persiapan Proklamasi 17 Agustus 1945 terdapat fakta keren dan unik didalamnya? Tulisan Ndeso merangkum fakta seputar Proklamasi 17 Agustus 1945 berdasarkan referensi dari berbagai sumber, diantaranya :
Fakta Proklamasi 17 Agustus 1945
Ir. Soekarno sakit saat Kemerdekaan
Pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 08.00 pagi atau 2 jam sebelum pembacaan teks proklamasi, ternyata bung Karno masih tidur di rumahnya di Jl. Pegangsaan Timur No.56, Cikini – Jakarta Pusat, ia terkena gejala Malaria, suhu badannya panas tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama rekan-rekannya menyusun konsep naskah Proklamasi di rumah Laksamana Maeda.
Kemudian jam 09.00 pagi bung Karno mulai bangun dari tidurnya lalu bersiap diri dengan berpakaian rapi dengan pakaian Putih untuk menemui sahabatnya Bung Hatta untuk bersama-sama mempersiapkan Proklamasi.
Tepat pukul 10.00 pagi, keduanya memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah, setelah upacara Proklamasi tersebut, bung Karno kembali ke kamar tidurnya untuk istirahat karena sakit yang dialaminya.
Upacara Proklamasi Kemerdekaan yang Sederhana
Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 ternyata sangatlah sederhana, yaitu tanpa adanya Protokol, tanpa Korps Musik, tanpa Konduktor, dan tanpa Pasukan pengibar bendera.
Bahkan, tiang benderanya pada waktu itu adalah berupa batang bamboo serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara.
Konon katanya, katrol tiang bendera dibuat dari gelas bekas sahur bung Hatta. Namun itulah kenyataan yang terjadi pada sebuah upacara sacral yang dinanti-nanti oleh bangsa Indonesia setelah menunggu lebih 350 tahun lamanya.
Bendera dari Seprei dan Tukang Soto
Bendera pusaka Merah Putih, adalah bendera resmi pertama bagi republik Indonesia. Namun, tahukah anda dari apa bendera itu dibuat? Ternyata warna putihnya diambil dari warna putih seprei tempat tidur dan warna merahnya diambil dari kain tukang soto.
Hal ini terjadi karena saat itu waktu untuk mempersiapkan bendera sudah sangat mepet, sehingga Ibu Fatmawati bergegas mencari kain di lemari dan menemukan warna putih dari kain seprei, sementara warna merah didapat dari kain tenda penjual soto dan ditebus dengan harga 500 sen.
Naskah Proklamasi asli di tempat Sampah
Naskah teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang ditulis tangan oleh bung Karno dan didekte oleh bung Hatta ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh pemerintah Indonesia.
Anehnya, naskah historis tersebut justru disimpan baik oleh wartawan bernama Burhanuddin Mohammad Diah.
Wartawan tersebut ternyata menemukan draft Proklamasi itu dikeranjang sampah depan rumah Laksamana Maeda. Pada tanggal 19 Mei 1992, akhirnya wartawan tersebut menyerahkan draft Proklamasi kepada presiden Soeharto setelah menyimpannya selama lebih dari 46 tahun.
Foto Kemerdekaan disimpan di bawah Pohon
Peristiwa sakral 17 Agustus 1945 dapat didokumentasikan dan disaksikan hingga saat ini berkat jasa Fotografer bernama Frans Mendoer.
Saat itu pemerintah Jepang ingin merampas hasil foto Proklamasi Kemerdekaan dari tangan Frans agar foto tersebut tidak disebarluaskan ke masyarakat Indonesia dan tidak memiliki rekam jejak sejarah.
Namun Frans berbohong kepada tentara Jepang saat diminta negatif film dan bilang tidak memiliki negatif film seperti itu karena sudah diserahkan kepada barisan Pelopor (barisan Pelopor adalah semacam sebuah gerakan perjuangan pada saat penjajahan Jepang di Indonesia). Mendengar jawaban itu, pemerintah Jepang sangat marah.
Padahal, Negatif film tersebut ditanam dibawah sebuah pohon dihalaman kantor harian Asia Raja. Kemudian setelah pemerintah Jepang pergi, negative film tersebut diambil dan dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai saat ini.
Jaman dulu memang masih menggunakan Negatif film, berbeda dengan sekarang yang sudah ada Mirrorles hingga Full Frame Kamera. Selain kamera, lensa juga memiliki peran penting untuk menghasilkan gambar, untuk itu simak Review Berbagai Macam Lensa berikut ini.
Proklamator bukan hanya Soekarno dan Hatta
Tanpa adanya peristiwa Rengasdengklok, tidak akan ada Proklamasi 17 Agustus 1945. Saat penyusunan Proklamasi, yang hadir dan mengikuti rapat tentu bukan hanya Soekarno dan Hatta saja, melainkan ada sahabat keduanya seperti Achmad Subarjo, Sayuti Melik, dan Sukarni.
Namun saat bung Hatta meminta semua yang hadir untuk menandatangani Naskah Proklamasi, hal tersebut ditolak oleh Sukarni, yaitu salahsatu pemuda yang hadir dalam penyusunan Naskah Proklamasi.
Terdapat dua jenis Naskah Proklamasi
Dua Naskas Proklamasi yang dimaksud adalah Naskah Proklamasi KLAD yaitu Naskah Proklamasi yang ditulis tangan oleh Soekarno dan Naskah Proklamasi OTENTIK yang diketik oleh Sayuti Melik.
Ketika Naskah Proklamasi tersebut diketik, terdapat beberapa perubahan sebagai berikut ;
1. Kata “Proklamasi” diubah menjadi “PROKLAMASI” dengan huruf besar semua
2. Kata “Hal2” diubah menjadi “Hal-hal”
3. Kata “tempoh” diubah menjadi “Tempo”
4. Kata “Djakarta, 17-8-‘05” diubah menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05”
5. Kata “Wakil2 bangsa Indonesia” diubah menjadi “atas nama bangsa Indonesia”
6. Pada Naskah KLAD tidak ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta, namun untuk Naskah OTENTIK sudah ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta
Perintah Pertama dari Presiden
Perintah bung Karno saat pertama kali dipilih menjadi Presiden Republik Indonesia, bukanlah membentuk sebuah Kabinet atau menandatangani sebuah dekret, melainkan untuk memanggil tukang Sate.
Hal itu dilakukan oleh bung Karno saat dalam perjalanan pulang saat terpilih secara Aklamasi sebagai Presiden.
Kebetulan dalam perjalan tersebut bertemu dengan tukang Sate lalu memesan sate ayam lima puluh tusuk. Itulah perintah pertama bung Karno sekaligus pesta pertamanya sebagai pemimpin Republik Indonesia.
Kemerdekaan Saat Ramadhan
Tahukah anda bahwa peristiwa Kemerdekaan Republik Indonesia ini terjadi saat bulan Ramadhan atau bulan Puasa looh. Pada tanggal 17 Agustus 1945 jatuh pada hari Jumat, yaitu merupakan hari ke-9 Ramadhan pada tahun tersebut, atau tanggal 9 Ramadhan 1334 H pada kalender Hijriah. Sudah tahu Doa Niat Puasa Ramadhan belom?
7 Fakta Unik Sejarah 17 Agustus 1945 (IniBaru.id) |
Itulah beberapa fakta seputar Proklamasi 17 Agustus 1945 menurut tulisanndeso.com yang diambil dari berbagi sumber, jika menurutmu masih terdapat benda lain, silahkan ditambahkan di komentar yaa..
Cari Artikel Lainnya Di Sini