Apakah Charging saat Baterai 0% bikin Ponsel Rusak ?
Tulisan Ndeso, Apakah Charging saat Baterai 0% bikin Ponsel Rusak? - Dewasa ini, ponsel atau smartphone rasanya sudah menjadi perangkat wajib bagi siapa saja.
Sudah sering kita melihat orang yang berada di sekitar kita selalu memegang gadget ini, bahkan tak jarang diantara mereka atau mungkin kita sendiri menggunakan ponsel saat jalan dan sambil nunduk, sehingga kerap disebut generasi nunduk.
Penggunaan ponsel mengisi keseharian banyak orang, karena berkat ponsel, semua terasa mudah dan praktis. Namun, tak jarang saking seringnya kita menggunakan ponsel, sampe lupa waktu hingga membiarkan baterai nya habis dan akhirnya ponsel atau smartphone anda mati.
Sebenarnya, kebiasaan membiarkan baterai ponsel habis dapat membuat ponsel atau smartphone anda cepat rusak. Saya mendapatkan sebuah pertanyaan dan penjelasan mengenai ini inet.detik pada forum konsultasi gadget. Berikut ulasannya :
Pertanyaan :
Jawaban :
Saat terbiasa charge ketika baterai sudah habis, selain panas, reaksi kimia di dalam baterai akan menghasilkan gas berlebih. Gas ini yang menyebabkan baterai ponsel mudah gembung atau kembung. Saat baterai kosong baru diisi, sel-sel baterai juga lebih mudah rusak. Umur baterai menjadi pendek.
Anggapan harus men-charge ponsel setelah 0%, adalah anggapan jaman dulu ketika awal ponsel baru mulai diperkenalkan, saat itu baterai ponsel kebanyakan masih bertipe Ni-Cd atau Ni-mh, baterai yang mempunyai memory effect jika tidak dihabiskan isinya terlebih dahulu.
Mengisi baterai saat masih 50%, 60%, 70%, membuat baterai gampang terisi, tidak menimbulkan panas. Umur baterai betul tergantung dengan bagaimana cara kita melakukan proses charging.
Setiap baterai bervariasi charge cycle-nya, ada yang 300, 500, bahkan 1000 cycle. Satu cycle baterai ini proses 100 persen isi baterai terpakai habis, misalnya baterai ponsel dari penuh kita gunakan hingga sisa 50%, kemudian diisi hingga 100%, kemudian dipakai lagi hingga 50%, ini disebut 1 cycle. Setelah batas charge cycle terlewat, maka baterai mulai menurun kemampuannya.
Rata-rata baterai ponsel turun kemampuannya 20% dalam setahun, jadi saat awal kita beli mungkin baterainya saat penuh tahan 10 jam, setelah setahun menjadi 8 jam, dan akan bertambah buruk semakin lama.
Kondisi ini akan diperparah jika kita melakukan charging saat baterai sudah sangat lemah atau bahkan habis. Dengan charging saat kondisi baterai masih 50% ke atas, charge-cycle ini bertahan lebih lama.
Baterai betul jangan di-charge hingga 100% kalau mau lebih awet, 80%-90% cukup, karena proses untuk sampai full 100% disebut trickle charging, mengisi hingga penuh dan konstan mempertahankan agar baterai tetap 100%.
Tetapi chip pengatur charging di smartphone juga semakin baik, produsen juga tahu bahwa sebagian besar dari kita meninggalkan smartphone sambil di-charge saat tidur hingga pagi hari.
OS smartphone juga semakin pintar, berbagai sensor pada smartphone mengetahui smarphone sudah cukup lama tidak sedang digunakan, dan akan mematikan banyak aplikasi yang berjalan di background, hingga smartphone benar-benar standby.
Jangan repot-repot bangun tengah malam hanya untuk mencabut smartphone yang sedang dicharge, atau malah kuatir pergi dengan baterai tidak penuh karena sudah dicabut dari charger semalam, dan mungkin malah habis di tengah jalan, toh baterai tetap ada umurnya dan bisa diganti. Tidur yang terganggu dan perasaan yang selalu kuatir, lebih buruk efek jangka panjangnya.
Sumber : Inet.Detik
Sudah sering kita melihat orang yang berada di sekitar kita selalu memegang gadget ini, bahkan tak jarang diantara mereka atau mungkin kita sendiri menggunakan ponsel saat jalan dan sambil nunduk, sehingga kerap disebut generasi nunduk.
Penggunaan ponsel mengisi keseharian banyak orang, karena berkat ponsel, semua terasa mudah dan praktis. Namun, tak jarang saking seringnya kita menggunakan ponsel, sampe lupa waktu hingga membiarkan baterai nya habis dan akhirnya ponsel atau smartphone anda mati.
Sebenarnya, kebiasaan membiarkan baterai ponsel habis dapat membuat ponsel atau smartphone anda cepat rusak. Saya mendapatkan sebuah pertanyaan dan penjelasan mengenai ini inet.detik pada forum konsultasi gadget. Berikut ulasannya :
Pertanyaan :
Normalnya charge ponsel itu kapan? Banyak yang bilang baiknya charging ponsel itu jangan pas 0%, minimal 50%, dan jangan juga dicharge full sampe 100% benarkah demikian?, katanya itu bikin baterai awet?
Jawaban :
Betul, charging ponsel tidak baik saat baterai sudah kehabisan daya. Jika ponsel dibiarkan mati karena kehabisan baterai, butuh 'tenaga' ekstra untuk mengisinya lagi, lebih lama, dan lebih panas. Panas adalah musuh utama baterai Lithium-ion, tipe baterai yang umumnya digunakan oleh hampir semua ponsel.
Saat terbiasa charge ketika baterai sudah habis, selain panas, reaksi kimia di dalam baterai akan menghasilkan gas berlebih. Gas ini yang menyebabkan baterai ponsel mudah gembung atau kembung. Saat baterai kosong baru diisi, sel-sel baterai juga lebih mudah rusak. Umur baterai menjadi pendek.
Anggapan harus men-charge ponsel setelah 0%, adalah anggapan jaman dulu ketika awal ponsel baru mulai diperkenalkan, saat itu baterai ponsel kebanyakan masih bertipe Ni-Cd atau Ni-mh, baterai yang mempunyai memory effect jika tidak dihabiskan isinya terlebih dahulu.
Mengisi baterai saat masih 50%, 60%, 70%, membuat baterai gampang terisi, tidak menimbulkan panas. Umur baterai betul tergantung dengan bagaimana cara kita melakukan proses charging.
Setiap baterai bervariasi charge cycle-nya, ada yang 300, 500, bahkan 1000 cycle. Satu cycle baterai ini proses 100 persen isi baterai terpakai habis, misalnya baterai ponsel dari penuh kita gunakan hingga sisa 50%, kemudian diisi hingga 100%, kemudian dipakai lagi hingga 50%, ini disebut 1 cycle. Setelah batas charge cycle terlewat, maka baterai mulai menurun kemampuannya.
Rata-rata baterai ponsel turun kemampuannya 20% dalam setahun, jadi saat awal kita beli mungkin baterainya saat penuh tahan 10 jam, setelah setahun menjadi 8 jam, dan akan bertambah buruk semakin lama.
Kondisi ini akan diperparah jika kita melakukan charging saat baterai sudah sangat lemah atau bahkan habis. Dengan charging saat kondisi baterai masih 50% ke atas, charge-cycle ini bertahan lebih lama.
Baterai betul jangan di-charge hingga 100% kalau mau lebih awet, 80%-90% cukup, karena proses untuk sampai full 100% disebut trickle charging, mengisi hingga penuh dan konstan mempertahankan agar baterai tetap 100%.
Tetapi chip pengatur charging di smartphone juga semakin baik, produsen juga tahu bahwa sebagian besar dari kita meninggalkan smartphone sambil di-charge saat tidur hingga pagi hari.
OS smartphone juga semakin pintar, berbagai sensor pada smartphone mengetahui smarphone sudah cukup lama tidak sedang digunakan, dan akan mematikan banyak aplikasi yang berjalan di background, hingga smartphone benar-benar standby.
Jangan repot-repot bangun tengah malam hanya untuk mencabut smartphone yang sedang dicharge, atau malah kuatir pergi dengan baterai tidak penuh karena sudah dicabut dari charger semalam, dan mungkin malah habis di tengah jalan, toh baterai tetap ada umurnya dan bisa diganti. Tidur yang terganggu dan perasaan yang selalu kuatir, lebih buruk efek jangka panjangnya.
Sumber : Inet.Detik
Cari Artikel Lainnya Di Sini