Berbagai Nama Lain Makanan Berbahan Dasar Babi
Tulisan Ndeso, Berbagai Nama Lain Makanan Berbahan Dasar Babi - Sebagai mayoritas, umat Islam di Indonesia bukan berarti bisa memilih gaya hidup yang bebas, termasuk dalam memilih makanan atau minuman sehari-hari. Muslim harus selalu waspada terhadap makanan dan minuman yang sehari-hari dikonsumsi, terutama mengenai kehalalan makanan dan minuman tersebut.
Masalah yang timbul, terkadang umat Muslim mengkonsumsi makanan buatan mereka yang memiliki perbedaan keyakinan dalam beragama, baik yang langsung seperti di restoran ataupun dalam bentuk kemasan. Dikhawatirkan, makanan tersebut bila tidak disertai keterangan yang jelas bisa saja mengandung bahan yang dilarang dalam syariat Islam.
Sebut saja Babi yang digunakan di banyak jenis makanan dalam agama selain Islam.
Al-Quran secara tegas melarang Muslim mengkonsumsi apapaun yang berbahan dasar Babi sebagaimana dalam Surah Al-Baqarah ayat 173,
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging Babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Ayat itu menjadi alasan tegas umat Islam dilarang mengkonsumsi Babi. Masalah lainnya adalah dalam keadaan sedang menyantap makanan di restoran, terkadang timbul rasa malu untuk menanyakan bahan yang terkandung dalam makanan tersebut. Selain itu, tidak banyak orang yang mengerti istilah-istilah asing atau kode-kode tertentu dalam komposisi makanan yang disantap.
Untuk mengatasi hal tersebut, tentu sebagai umat Islam harus memiliki pegetahuan yang banyak terkait istilah-istilah tersebut, agar tidak salah dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi.
Berikut adalah informasi mengenai sejumlah istilah yang menandakan penggunaan Babi dalam makanan, baik direstoran maupun makanan dalam bentuk kemasan:
Selain istilah-istilah tersebut yang menunjukkan Babi pada makanan, terdapat juga kode-kode pada makanan yang bertujuan memberitahu kepada konsumen bahwa makanan tersebut mengandung Babi. Meskipun, kode-kode tersebut jarang diketahui banyak orang, terutama Muslim.
Berikut kode-kode yang digunakan pada makanan yang mengandung Babi.
Kode E artinya adalah kode untuk enzim, lemak dan beberapa bagian Babi yang dicampur dalam kandungan makanan. Istilah lainnya adalah E-Codes seperti, E100, E110, E120, E140, E141, E153, E210, E213, E214, E216, E234, E252, E270, E280, E325, E326, E327, E337, E422, E430, E431, E432, E433, E434, E435, E436, E440, E470, E471, E472, E473, E474, E475, E476, E477, E478, E481, E482, E483, E491, E492, E493, E494, E495, E542, E570, E572, E631, E635, E904.
Setelah mengetahui istilah dan kode yang menunjukkan Babi dalam makanan, kita perlu mengetahui dampak yang muncul karena memakan Babi. Dalam Al-Quran tidak dijelaskan apa dampak makan Babi sehingga hewan tersebut sangat dilarang bagi Muslim. Namun, dunia sains mencoba menjawab pertanyaan tersebut melalui suatu penelitian-penelitian ilmiah.
Daging Babi merupakan salah satu jenis daging dengan kandungan kolesterol berlebih yang dapat mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah. Pada daging Babi juga hidup Cacing Pita yang dapat tumbuh hingga 2 sampai 3 meter. Pertumbuhan telur cacing pada manusia bisa membuat gila dan histeris jika berada di sekitar otak.
Cacing lain yang terdapat pada Babi adalah Trichinosis yang tak dapat dibunuh meski dimasak. Cacing ini akan membuat manusia lumpuh dan mengalami kerusakan kulit. Tak hanya cacing, Babi juga membawa bakteri tuberkolis (TBC) dan bakteri lain, virus cacar, dan parasite protozoa.
Itulah beberapa nama lain makanan berbahan babi yang diambil dari Halal Lifestyle dengan beberapa ubahan menurut Tulisan Ndeso. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Salam sehat untuk kita semua!.
Masalah yang timbul, terkadang umat Muslim mengkonsumsi makanan buatan mereka yang memiliki perbedaan keyakinan dalam beragama, baik yang langsung seperti di restoran ataupun dalam bentuk kemasan. Dikhawatirkan, makanan tersebut bila tidak disertai keterangan yang jelas bisa saja mengandung bahan yang dilarang dalam syariat Islam.
Sebut saja Babi yang digunakan di banyak jenis makanan dalam agama selain Islam.
Al-Quran secara tegas melarang Muslim mengkonsumsi apapaun yang berbahan dasar Babi sebagaimana dalam Surah Al-Baqarah ayat 173,
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging Babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Ayat itu menjadi alasan tegas umat Islam dilarang mengkonsumsi Babi. Masalah lainnya adalah dalam keadaan sedang menyantap makanan di restoran, terkadang timbul rasa malu untuk menanyakan bahan yang terkandung dalam makanan tersebut. Selain itu, tidak banyak orang yang mengerti istilah-istilah asing atau kode-kode tertentu dalam komposisi makanan yang disantap.
Untuk mengatasi hal tersebut, tentu sebagai umat Islam harus memiliki pegetahuan yang banyak terkait istilah-istilah tersebut, agar tidak salah dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi.
Berikut adalah informasi mengenai sejumlah istilah yang menandakan penggunaan Babi dalam makanan, baik direstoran maupun makanan dalam bentuk kemasan:
Nama Lain Makanan Berbahan Dasar Babi
- Pork = Daging Babi.
- Pig = Babi muda dengan berat kurang dari 50kg
- Swine = Daging Babi dari seluruh spesies Babi
- Hog = Babi dewasa dengan berat lebih 50kg
- Boar = Babiliar, Babi hutan, atau celeng
- Lard = Lemak Babi yang biasa digunakan bahan makanan, kue atau bahan sabun
- Bacon = Daging Babi yang diasapi
- Ham = Daging Babi bagian paha
- Sow = Babi betina dewasa
- Sow Milk = Susu dari Babi betina dewasa
- Bak = Daging Babi dalam bahasa Tiongkok
- Char Siu = Sejenis daging berbeku Babi
- Cu Nyuk = Istilah dalam bahasa Khek/Hakka
- Rou = Babi dalam bahasa Mandarin
- Dwaeji = Daging Babi dalam bahasa Korea
- Tonkatsu = Hidangan Jepang berupa irisan Babi digoreng dengan tepung panir
- Tonkotsu = Ramen Jepang berkuah putih keruh berbahan tulang, lemak dan kolagen Babi
- Butaniku = Daging Babi dalam bahasa jepang
- Yakibuta = Hidangan jepang serupa Char Siu yang digunakan untuk toping ramen
- Nibuta = bagian pundak Babi yang dimasak dengan sedikit kuah
- B2 = Sebutan untuk makanan berbahan Babi di Yogyakarta dan masyarakat Batak
- Khinzir = Babi dalam bahasa arab atau melayu.
Selain istilah-istilah tersebut yang menunjukkan Babi pada makanan, terdapat juga kode-kode pada makanan yang bertujuan memberitahu kepada konsumen bahwa makanan tersebut mengandung Babi. Meskipun, kode-kode tersebut jarang diketahui banyak orang, terutama Muslim.
Berikut kode-kode yang digunakan pada makanan yang mengandung Babi.
Kode Dalam Kemasan Makanan Berbahan Dasar Babi
Kode E artinya adalah kode untuk enzim, lemak dan beberapa bagian Babi yang dicampur dalam kandungan makanan. Istilah lainnya adalah E-Codes seperti, E100, E110, E120, E140, E141, E153, E210, E213, E214, E216, E234, E252, E270, E280, E325, E326, E327, E337, E422, E430, E431, E432, E433, E434, E435, E436, E440, E470, E471, E472, E473, E474, E475, E476, E477, E478, E481, E482, E483, E491, E492, E493, E494, E495, E542, E570, E572, E631, E635, E904.
Setelah mengetahui istilah dan kode yang menunjukkan Babi dalam makanan, kita perlu mengetahui dampak yang muncul karena memakan Babi. Dalam Al-Quran tidak dijelaskan apa dampak makan Babi sehingga hewan tersebut sangat dilarang bagi Muslim. Namun, dunia sains mencoba menjawab pertanyaan tersebut melalui suatu penelitian-penelitian ilmiah.
Daging Babi merupakan salah satu jenis daging dengan kandungan kolesterol berlebih yang dapat mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah. Pada daging Babi juga hidup Cacing Pita yang dapat tumbuh hingga 2 sampai 3 meter. Pertumbuhan telur cacing pada manusia bisa membuat gila dan histeris jika berada di sekitar otak.
Cacing lain yang terdapat pada Babi adalah Trichinosis yang tak dapat dibunuh meski dimasak. Cacing ini akan membuat manusia lumpuh dan mengalami kerusakan kulit. Tak hanya cacing, Babi juga membawa bakteri tuberkolis (TBC) dan bakteri lain, virus cacar, dan parasite protozoa.
Itulah beberapa nama lain makanan berbahan babi yang diambil dari Halal Lifestyle dengan beberapa ubahan menurut Tulisan Ndeso. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Salam sehat untuk kita semua!.
Cari Artikel Lainnya Di Sini