9 Penyebab Penyakit Batu Empedu. Wanita Lebih Rentan Terkena?
Tulisan Ndeso, Penyebab Penyakit Batu Empedu - Bisakah batu bersemayam di tubuh kita? Tentu saja bisa. Tetapi jenisnya bukanlah berbentuk mineral non-metal yang biasa kita temukan di lingkungan sekitar, melainkan tercipta langsung dari tubuh anda. Salah satunya adalah batu ginjal dan batu empedu.
Khusus untuk batu empedu, penyakit ini diperkirakan berkembang karena adanya ketidakseimbangan dalam susunan kimiawi di dalam kantung empedu anda. Pada kebanyakan kasus, kadar kolesterol dalam empedu bisa saja menjadi terlalu tinggi sehingga membentuk batu tersebut.
Ukuran dan jumlah batu empedu sendiri bisa begitu bervariasi, sehingga gejala dan penanganannya pun bisa berbeda pula. Misalnya, jenis yang tak menimbulkan rasa sakit biasanya tidak memerlukan pengobatan. Tetapi pada kasus yang lebih parah, mungkin operasi harus dilakukan.
Jika anda memiliki batu empedu di tubuh, beberapa gejala yang mungkin muncul bisa berupa:
- Nyeri punggung atau perut kanan atas.
- Rasa nyerinya bisa sangat begitu parah.
- Gangguan saluran pencernaan termasuk heartburn, mual, atau muntah.
- Perut kram.
Dengan begitu, sebelum tubuh anda menciptakan batu empedu yang bisa begitu menyiksa, alangkah baiknya mengetahui beberapa penyebab dan faktor resiko terkena penyakit yang satu ini, agar bisa mencegahnya sedini mungkin.
9 Penyebab Penyakit Batu Empedu
1. Seorang Wanita
Tanpa mendiskreditkan kaum hawa, menjadi seorang wanita ternyata lebih rentan terkena batu empedu, terutama selama masa-masa kesuburan mereka dengan tingkat resiko sebanyak 2 hingga 3 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan kaum pria.
Dengan begitu, anda sebagai seorang wanita haruslah menjaga diri dari munculnya batu empedu dengan melakukan berbagai macam pencegahan dan terhindar dari faktor resiko lainnya.
Anda memang tidak bisa mengubah jenis kelamin, tetapi masih bisa mengurangi resikonya dengan menjalani gaya hidup dan pola makan yang menyehatkan.
2. Faktor Usia
Meskipun batu empedu bisa menyerang semua usia, tetapi resikonya cenderung akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya usia, terutama saat menginjak usia 40an tanpa mengenal jenis kelamin.
Sejauh ini, banyak sekali orang Indonesia yang mengalami penyakit batu empedu yang disebabkan oleh gaya hidup, pola makan, ataupun terkena penyakit tertentu. Sebagian besar penderitanya adalah paruh baya dan lansia. Diperkirakan terdapat 2 juta kasus per tahunnya di negara kita.
3. Berbadan Gemuk
Memiliki badan gemuk atau bahkan obesitas juga bisa meningkatkan resiko terkena atau malah mengembangkan kondisi batu empedu yang sudah ada, terutama bagi kaum wanita. Hal ini disebabkan karena mereka yang menderita obesitas cenderung memiliki kadar kolesterol tinggi dalam empedu, yang pada gilirannya membentuk batu empedu.
Tidak ada cara yang lebih aman dan efektif selain mengurangi berat badan jika anda ingin terhindar dari batu empedu di kemudian hari. Bahkan disebutkan pula bahwa dengan mengurangi sekitar 10 persen dari berat badan selama 6 bulan saja sudah bisa mengurangi resiko terkena penyakit tersebut.
Agar anda terhindar dari efek samping, para ahli kesehatan pun menyarankan untuk tidak menghilangkan berat badan lebih dari 1 kg per minggunya selama dalam kurun waktu 6 bulan tersebut.
Dengan begitu sudah dipastikan bahwa mengurangi berat badan secara cepat melalui operasi atau metode lainnya sangatlah dilarang, karena tidak akan bekerja secara efektif dalam mencegah pembentukan batu empedu dalam tubuh anda.
4. Doyan Mager
Gaya hidup mager kini sudah menjadi tren di zaman sekarang. Pasalnya, selain disebabkan karena PSBB dan slogan “di rumah aja”, banyak pekerjaan pun bisa dilakukan secara remote sehingga mencegah kita untuk berjalan ke luar rumah.
Padahal, gaya hidup mager tersebut sangatlah tidak baik bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan, salah satunya beresiko memicu pembentukan batu empedu di tubuh anda.
Sebuah fakta pun menyebutkan bahwa batu empedu sangatlah terkait dengan gaya hidup yang tidak banyak bergerak, konsumsi gula dan daging berlebih, kurang mendapatkan asupan sayuran, serta doyan memakan makanan olahan terutama lemak trans dan minyak nabati.
Penyebab ini mungkin jenis yang paling mudah untuk anda cegah, tinggal keinginan kuat untuk rajin berolahraga dan dilakukan secara disiplin. Beraktivitas secara fisik bahkan terbukti mampu menurunkan kadar kolesterol dan mencegah terbentuknya batu empedu penyebab peradangan, rasa sakit, dan infeksi.
5. Masa Kehamilan
Beberapa ibu hamil mungkin akan mengembangkan batu empedu tanpa mereka sadari, jika penyakit ini tidak mempengaruhi fungsi kantong empedu mereka.
Lain lagi jika batu empedu tersebut memblokir saluran di mana daun empedu berada, maka dapat memicu “serangan kantung empedu” yang menyakitkan, dan bisa berlangsung antara 1 hingga 2 jam lamanya.
Kondisi ini bahkan cenderung umum terjadi selama masa kehamilan akibat berkurangnya motilitas kantung empedu sekaligus adanya peningkatan saturasi kolesterol empedu dalam tubuh.
Parahnya, kondisi kesehatan ini telah dikaitkan dengan peningkatan resiko kelahiran prematur, morbiditas ibu, serta morbiditas neonatal.
Menurut seorang kepala bedah perawatan akut dari Rumah Sakit Johns Hopkins bernama David Efron, M.D., mengatakan bahwa ibu hamil cenderung tidak bisa berbuat apa-apa selain menahan rasa sakit saat “serangan kantung empedu” tersebut kambuh.
“Serangan kantung empedu seringkali sangat menyakitkan sehingga orang (bisa saja) berakhir di UGD. Itu (dilarikan ke rumah sakit) adalah cara terbaik agar anda bisa menjalani evaluasi terlebih saat mengalami nyeri yang hebat,” jelas dia.
Sesampainya anda di rumah sakit, kemungkinan besar batu empedu tersebut akan diobati dengan cara kolesistektomi, atau metode operasi untuk mengangkat kantung empedu anda.
Tidak perlu takut untuk menjalaninya, karena data rutin dari rumah sakit Inggris menunjukkan bahwa operasi umum selama masa kehamilan (seperti pengangkatan usus buntu atau kantung empedu) biasanya tidak akan membahayakan ibu dan bayi, sekalipun masih ada beberapa resiko yang akan diberitahukan kepada anda sebagai pertimbangan.
6. Pola Makan yang Buruk
Pola makan dan gaya hidup pastinya menjadi peran kunci dari berbagai macam kondisi tubuh anda saat ini. Khusus bagi para penderita batu empedu, seringkali disebabkan oleh beberapa kebiasaan buruk termasuk:
- Banyak makan lemak. Kantung empedu akan menghasilkan cairan empedu untuk membantu tubuh dalam mencerna lemak. Tetapi jika asupan lemak anda terlalu banyak – terutama jenis lemak jenuh dan trans, maka bisa memberikan tekanan ekstra pada proses ini.
- Banyak makan kolesterol. Mekanismenya hampir sama dengan lemak.
- Rendah makan serat. Di negara-negara Barat sana, sekitar 80% batu empedu terbentuk dari batu kolesterol, sehingga pembentukannya dikaitkan dengan hipersekresi bilier. Untungnya, serat tidak larut dari makanan dapat membantu mempercepat waktu transit usus, mengurangi produksi asam empedu, dan menurunkan kadar kolesterol empedu. Sebaliknya, kurang makan serat meningkatkan resiko anda terkena penyakit dalam yang satu ini.